Tuesday, December 04, 2007

The future of management

Yesterday I met an interesting article in cio.com regarding innovation. The title is quite provocative "Can't innovate? It's management's faults (really!!)". In this article Elana Varon interviews Gary Hamel, writer of the new management book "The future of management".

Gary said in this interview that :
"Management is about doing two things. One, it's about amplifying human capabilities to create the conditions that inspire people and to encourage people to give the best of themselves. The second dimension is aggregating human capability so people can do collectively what they couldn't do individually. Like building a Boeing 787, for example.

The Internet is doing exactly what management is supposed to do. It's amplifying and aggregating human capabilities. It's democratizing the tools of creativity, from digital cameras to blogs to the ability to do mash-ups. The Net is also surprisingly good at aggregating human capability. Linux is the fastest evolving piece of software that human beings have ever created.

The three big challenges for companies over the next generation are going to be: Adaptability—how you build things that can transform themselves. Innovation—how you mobilize the imagination of every single person in your organization. Engagement—how you create organizations that are so engaging emotionally and intellectually that people want to bring their capabilities to work. What's the most adaptable innovative and engaging thing on the planet? The Internet. "

Bang!!!! there you go the connection between management disciplines and IT (Information Technology) that seems to me quite confusing for sometimes. Well, Microsoft did talked a lot about this internet technology, SOA, XML, Collaborative Workspace, etc. but still it's not pinpoint the very essence of this matter.

Management is change, the way you manage your people - that are to amplify his abilities & working collaboratively - is change. So whether you join the ride and "surf" the IT wave, or being left behind with the old paradigm of management.

Tuesday, November 20, 2007

Partner and friend

Bagaimana menurutmu, apakah seorang partner kerja yang baik atau lebih ekstrem lagi seorang atasan haruslah juga teman yang baik?

Pertanyaan ini muncul padaku beberapa saat lalu. Aku merasa partner lebih tidak melibatkan like and dislike, well kan hubungannya kerja profesional. So aku rasa lebih berdasarkan bagaimana partner kita perform, ya gak? Tidak profesional rasanya mengatakan dia bukanlah partner kerja yang baik hanya dikarenakan perasaan hati yang tidak "sreg".

Tapi lain halnya dengan teman. Seorang teman lebih melibatkan emosional daripada hubungan kerja profesional. Mungkin dia pekerjaan sehari2 tidak bagus, tapi toh kita berteman dengan dia bukan karena itu bukan? Tapi karena feel yang kita dapat saat kita bicara dengan dia dan berdiskusi mengenai banyak hal. Teman yang baik punya keterkaitan emosi yang baik. Teman yang baik membuat perasaan saling mengerti itu ada.

So aku tiba pada kesimpulan bahwa seorang partner yang baik not necessarily juga seorang teman yang baik. Kita bisa punya anak buah atau atasan yang merupakan partner kerja yang excellent, kita very happy working with him/her, tapi tetap saja kita tidak merasa completely comfortable around him/her, right? Kita bisa saja sangat menyukai ritme kerjanya, cara berpikirnya dan juga bagaimana dia berkolaborasi, tapi bukan untuk berdiskusi mengenai masalah pribadi kita, ataupun sharing hal2 yang menyenangkan dan menyedihkan dalam kehidupan kita. So, apakah sebenarnya jargon "atasan yang baik adalah teman yang baik" itu sebenarnya mostly adalah utopia?

:) you tell me my friend......good night

Wednesday, October 24, 2007

Loyalty

Hari ini aku beserta anak buahku keluar kota untuk membuat strategi tahun depan. Lokasi luar kota dan suasana yang berbeda memang efektif, diskusi lebih cepat "panas" dan juga lebih produktif dibandingkan dengan di kantor. Well, mungkin karena pikiran tidak tertutup dengan hal-hal operasional. Plus di dukung suasana yang lebih relaks mungkin ya.

Satu anak buahku kebetulan baru saja istrinya melahirkan anak pertama-nya. Aku cukup memaklumi bahwa meninggalkan anak istrinya di rumah bukanlah hal yang mudah. Plus dia kebetulan belum memperoleh suster yang bisa membantu istrinya, walau orang tuanya tinggal satu rumah. Aku belajar satu hal yang namany loyalty kepada pekerjaan darinya kali ini. Bahwa above all pekerjaan memang ada waktunya dan keluarga juga ada waktunya sendiri. Kemampuan seorang leader yang baik adalah salah satunya menentukan kapan saat yang tepat. Kapan keluarga menjadi hal yang penting, dan kapan pula pekerjaan menjadi hal yang lebih di dahulukan.

Ada hal lain yang aku pelajari, bahwa memang benar karakter dan kebiasaan seseorang dalam bekerja, demikian pula etosnya akan sangat dipengaruhi lingkungannya. Apabila orang yang sama di letakkan di lingkungan yang tidak memiliki etos kerja tinggi dan semangat loyalitas kepada pekerjaan yang tinggi, maka niscaya kita sulit mengharapkan dia berperilaku seperti diatas. So peranan kita sebagai leader adalah salah satunya memberikan contoh bahwa loyalitas itu perlu, dan etos kerja harus dijunjung. Contoh dan bukan teori yang akan mengajarkan kepada mereka bagaimana kerja harus dijalani. Bukan pula training dan celotehan panjang yang akan mengubah sikap mereka dalam bekerja, tapi contoh nyata dan ajakan hangat kepada mereka. Kebanggaan yang ditumbuhkan setiap mereka melakukan hal yang benar juga seharusnyalah dipupuk dari waktu ke waktu. Kebanggaan bahwa mereka bisa berbeda dibandingkan yang lain dalam artian positif. Kebanggaan bahwa mereka bisa menjadi panutan dan contoh bagi yang lain.

Happy working...dan selamat jadi leader yang lebih baik lagi esok hari. G'nite....

Friday, October 19, 2007

Problems

These couple days there are something that bothers my mind. The problem
is I cannot talk about it since it's still confidential. I just want to
share with you that sometimes your boss has a huge amount of problems
and things to think about. So whenever you see him/her with a troubled
face, just understand him/her. I believe that if he/she could share it
with you then he/she will. But if they don't talk, then it means that
they couldn't talk about it, yet. So just understand them, understand
that they have their problems.

Peace......

Thursday, October 18, 2007

IT Risk Management

I bought a book couple days ago "IT Risk - turning business threat into
competitive advantage". Mainly it talks about how to manage IT Risk /
Risk Management on IT based on extensive survey-interview-research
performs by some of the professors in MIT. Interesting book, although a
little bit too technical and theoritical. Some of the interesting point
of view is regarding the classification on users needs (the term on this
books is 4A Framework) :

1. Availability - how to keep the systems (and their business processes)
running, and recover from interruptions.

2. Access - ensure appropriate access to data and systems so that the
right people have the access they need and the wrong people don't.

3. Accuracy - provide correct, timely and complete information that
meets the requirements of management, staff, customers, suppliers and
regulators.

4. Agility - possess the capability to change with managed cost and
speed

Interesting classification, although it's quite common but it give us a
framework to think. The book said that one among the 4 aspect must be
more important to your business compare to the other. For example for
banking perhaps accuracy is the first priority. This priority will give
you the focus required to managed the risk. Since if you want to managed
all together then your system will be too complex. Too complex that it's
really required - and complexity bring errors. Errors bring another
errors, and it will never stop until your company stop. Complexity also
bring cost, more complexity then you're required then more money then
you actually have to spend.

From this framework this book elaborate more about how we managed the
risk. If you want to know more, just read the book. George Westerman &
Richard Hunter is the writer, and Harvard Business Press is the
publisher. Have a nice reading then.....

Wednesday, October 17, 2007

Bird


Canon 350D - EF 70-200mm f2.8 L IS + TC 1.4X @ 270mm
Apperture priority - f4.0 - 1/400 sec
Pattern Metering - ISO 400 - EV 0
TMII, Jakarta, Indonesia

Thursday, October 11, 2007

Sehari menjelang libur lebaran

Sehari menjelang libur lebaran jalanan sepi,
Sehari menjelang libur lebaran kantor kosong,

Sehari menjelang libur ini semua happy,
Sehari menjelang libur ini para muslim mengosongkan diri, bersiap menghadapi hari suci,

Libur panjang saat menenangkan hati,
Libur panjang saat kerja bakti juga (karena pembantu pada pulang),
Libur panjang saat relaksasi,
Libur panjang saat bertemu sanak famili,

- busyet kantor ku sudah lumayan kosong, hanya beberapa bangku yang terisi dengan rekan - rekan yang tidak merayakan lebaran (so males kali ya nambah cutinya), atau yang merayakan & udah kehabisan cuti (hahahaha, makanya jangan diabisin di awal taon dong). Hari ini nampaknya bakal menjadi hari yang kurang produktif, but well let's see what we can do best !!! Have a nice day and have a pleasant long holidays -

Wednesday, October 10, 2007

From old time


Canon 350D - EF-S 17-55mm f2.8 @ 55mm
Apperture priority - f5.6 - 1/1000 sec
Metering Matrix - EV -1/3 - ISO 200
Sentul Selatan, Jawa Barat, Indonesia
Pas lagi hunting pagi kebetulan melihat dari jauh ada truk kuno mau lewat.
Set posisi dan komposisi, tunggu dia lewat dan jepret. Cuman ada 1 momen.
Setelah itu di PS di edit lagi untuk menimbulkan nuansa kunonya.
Diantaranya dengan menguatkan warna kuning dari matahari pagi yang sudah ada.

Surprise

Early this morning one of my staff come to me and tell me about how his family react yesterday. Well, yesterday we give them a KFC package - a bowl with 7 pcs of crispy fried chicken for "buka puasa" with their family. A very small gift, small reward. But something that surprise them since it also cover their whole family.

The happiness in his face is a proof that element of surprise is still an important thing in the process of rewarding employees. No matter how big the reward is if it doesn't have the element of surprise then it will make the meaning even smaller. How do we make surprise ?
  • Do something unusual. There is always something that beyond any custom (even company custom), or even break small fraction of company rules. Flexibility and spontaneous action are the key of surprise.
  • Do something irregular. Don't make surprise become a tradition, in any given parameters. Don't scheduled the time to give the surprise, or the amount of the surprise, or even worse the type of the surprise. Always do something different, always do something unexpected.
  • Make it a secret, surprise is not a surprise if it isn't kept as a secret. Just give them a clue, just to make them wondering and rise their curiosity.
  • Make it special, there is always something that make a suprises special. Let say : it only given to special person, it has a personal choice / preference in it, it only being given once in a lifetime - once in a lifetime experience? - or it is given by a special person. There is always something to make it special

So let's make a surprise since it's the spices of a reward. Have a nice day....

Tuesday, October 09, 2007

Casing buat CPU

Wah ini menarik nih, hari ini jadi moderator buat proyek inovasi anak buah ku. Kebetulan mereka mau memecahkan masalah CPU yang ada di ruang produksi. Masalahnya tuh karena ruang produksi kita itu sangat sangat sangat berdebu gula, so CPU dalam waktu singkat udah lengket lengket dalamnya, ya dalamnya = motherboard, processor, memory, dll.

So kita coba desain suatu casing untuk CPU itu. Setelah pembicaraan yang panjang dan penuh dengan ide timbul beberapa concern dan solusinya :
  1. Casing dibuat prototype nya dulu dari bahan yang bisa di re-use di pabrik. Wah ngirit tuh lumayan kan. Dibuat dari kayak papan tripleks gitu dalam ukuran sekitar 10-15 cm mengelilingi CPU.
  2. Nah supaya ada aliran udara maka dibuatlah lubang input dan output untuk air flow. Nah berhubung suhu CPU sangat bergantung pada airflow ini maka perhitungannya harus pas nih. Tapi berhubung kita punya keterbatasan resource untuk melakukan riset, so kita pakai asumsi. Asumsi yang kita gunakan adalah luasan lubang input / output harus minimal 2 kali lipat dari yang ada di CPU. So let say CPU biasa memiliki daerah input 100 cm2 maka di casing ini paling tidak harus ada lubang sebesar 200 cm2. Kenapa? Karena kita akan menggunakan filter yang notabene akan mengurangi airflow.
  3. Nah supaya debu gula tidak masuk ke dalam casing ini (yang berarti tidak menyelesaikan masalah) maka digunakanlah filter. Ide awalnya untuk filter ini macem - macem. Dari sekedar kain, kain kasa, kain kasa basah, kapas, dll. Tapi kayaknya kita mau coba pakai ide dari filter air yang berlapis. So kita susun tuh filter dari kasa nyamuk-kain kasa berlapis-kasa nyamuk-kain kasa berlapis-kasa nyamuk lagi. Nah filter ini kita bikin removable, so kapan aja kotor bisa di cuci, jemur dan gunakan kembali. Praktis hehehe
  4. Kalau untuk output airflow nya kita gunakan kipas dengan putaran RPM yang tinggi - lebih tinggi dari putaran RPM kipas yang ada di CPU. So let say putaran RPM di CPU itu 200 rpm, maka untuk casing ini digunakan asumsi 2 kali lipatnya, misalnya 400 RPM. Hehe jangan tanya kenapa asumsinya 2 kali ya, nah yang itu yang harusnya via riset. Tapi gak ada waktu dan resource. So pakai asumsi dulu deh, trial aja.

Anak buah ku pada senang sekali nampaknya dengan proyek ini. Well kasusnya menarik dan solusinya bisa dikerjakan, so nampaknya akan terus menjadi proyek yang menarik nih....tetap semangat !!!!

Protection


Canon 350D - Ef-S 17-55 f2.8 IS @ 55mm
Apperture Priority - f5.6 - 1/100 sec - ISO 200
Metering Matrix - EV -2/3
Sentul, Jawa Barat, Indonesia

Foto ini hasil hunting pagi2 di daerah Sentul.
Konsep yang ingin ditekankan adalah proteksi dari ayah si anak sapi kepada anaknya.
So, perlu nunggu beberapa saat sampai dapat komposisi begini.
Sayangnya memang background tidak terlalu mendukung pada saat momen ini terjadi.
Jadi gue crop dikit di beberapa area, supaya komposisi nya makin kuat aja.

Photography Club

One of my friend started a photography club in my office. Well, it's a plan that I want to do couple months ago, but I just don't have time to do it. So it's great to have it now. Everybody seems really excited to hear about this plan, well at least the way I see it they're quite excited. I'm being mandated to be the tutor. I'm not sure that I have the capabilities, hohoho. I learn by myself and it's really in the early stage of my learning process. But at least I will try to share what I know. One of my friend (whose been in photography even longer) will help in the process.

Great !! I'm so excited with this new club, hopefully is running well.

Thursday, October 04, 2007

Classic picture ?


Canon 350D / EF-S 17-55mm f2.8 @ 48mm
f11 - 1/100 sec - ISO800
Pattern Metering - Apperture Priority - EV +0.7
Saat melihatnya aku merasakan komposisinya klasik sekali. So lebih bagus memang diambil dengan cara Black&White, aku ambil dulu dengan color mode. Dengan menggunakan PS aku tambahkan filter merah dan mengubahnya menjadi BW. Tujuannya adalah memperkuat aksen kolom2 rerumputan yang ada.

Belajar motret #3

Hehe, baru sempet lagi buat nulis-nulis mengenai motret....

Sebelumnya kan sudah kita coba efek dari shutter speed. Shutter speed umumnya digunakan saat kita ingin mengatur kecepatan "berkedip - seperti pada mata" dari kamera. Makin lama dia berkedip (shutter speed makin slow / lama) maka makin banyak "gambar" yang masuk ke dalam kamera. So pada kasus air terjun misalnya maka efeknya adalah air menjadi halus seperti kapas. Inilah efek slow shutter.

Selain mengatur shutter speed, maka kita juga dapat mengatur apperture. Bayangkan apperture seperti layaknya besarnya pipa yang kita gunakan dalam mengalirkan air ke ember. Sedangkan shutter speed adalah lama waktu kita membuka keran air tersebut. Apperture yang besar (artinya lubang pipa makin besar) ditandai dengan angka f yang makin kecil. So f2.8 dengan f5.6 ukuran besar pipanya lebih besar f2.8.

Kalau kita ingin menggunakan efek apperture (yang akan aku jelaskan efeknya nanti) maka kita memilih mode Av, atau apperture priority, pada kamera kita. Mode Av memungkinkan kita mengatur apperture dan membiarkan kamera mengatur shutter speed yang dibutuhkan secara otomatis.

Nah, sekarang kapan kita menggunakan apperture f2.8 atau f5.6 atau f8 ? Untuk itu sebelumnya kita harus mengerti dulu yang dimaksud dengan istilah ruang tajam (depth of field / dof). Dof mengacu pada area pada foto kita yang tajam / fokus. Apabila dof nya sangat sempit maka hanya ada sebagian kecil dari foto kita yang tajam, sedangkan sisanya blur. Kebalikannya apabila dof nya lebar maka hampir semua foto kita tajam/ fokus.

Pada kamera pocket yang cenderung memiliki sensor yang kecil maka efek apperture agak sulit dilihat. So kalau kita gunakan f2.8 atau f8 misalnya, kayaknya hasilnya akan sama saja. Tidak terlihat berbeda, semuanya terlihat tajam - dof nya cenderung selalu lebar. Well, kamera pocket memang di desain supaya menghasilkan foto yang tajam bukan?

Tapi pada kamera DSLR yang memiliki sensor lebih besar maka efek dof yang sempit dapat muncul. Apalagi jika ditambahkan lensa yang sifatnya tele (jarak jauh). Efek dof sempit ini bisa dilihat pada contoh foto dibawah ini :

Terlihat pada gambar diatas background fotonya blur semua. Yang tajam / fokus hanyalah burungnya saja. Ini contoh yang dof nya sempit. Biasanya digunakan untuk membuat perhatian dari orang yang melihat foto langsung ke obyek tertentu yang ingin ditonjolkan. Pada contoh gambar diatas, bayangkan apabila rerumputan di belakang burung masih terlihat jelas akan sangat mengganggu. Seperti pada contoh dibawah ini :
Pada contoh ini saat kita melihat si kucing mata kita terganggu oleh pohon dan semak-semak yang ada dibelakang. Fotonya menjadi kurang kuat dari segi komposisi.
Dof lebar (so pakai apperture yang sempit, misalnya f8 atau f11) umumnya digunakan untuk memotret pemandangan / landscape. Pada pemotretan landscape kita ingin agar seluruh foto kita tajam, tidak ada yang blur. Karena kurang mantap rasanya melihat foto pemandangan alam yang salah satu gunungnya blur bukan? Bisa dilihat di foto-foto ku yang bertema landscape aku hampir selalu menggunakan f5.6 keatas.
Ok, so patokannya bagaimana? Kalau mau blur backgroundnya - biasa untuk pemotretan satwa dan model, maka gunakan f4 atau lebih lebar (misalnya f2.8 atau f1.8 atau bahkan f1.4) plus lensa yang medium - tele (50 - 200 mm) untuk mendapatkan efek dof sempit. Sedangkan untuk arsitektur atau pemandangan / landscape maka gunakan f5.6 keatas, ideal f8, dan lensa medium-wide (14 -35mm).
So, selamat mencoba ....

Ulundanu

Canon 350D - EF-S 17-55mm f2.8
Ulundanu, Bali, Indonesia

Wednesday, October 03, 2007

Shiva

Canon 350D - EF-S 17-55mm f2.8 IS
Thailand International Airport

Awesome Nikon Products

You heard about Nikon D3 and D300? The new DSLR from Nikon? Although I used Canon, I have to admit that this 2 products is really a masterpiece. Great features with reasonable price (unlike Canon 1D Series....crazy pricing).

I also have to admit that Nikon D200 is more ergonomics compare to Canon products such as 30D, 40D or even 5D. It has all the shortcut to make your photo setting much faster. I am pretty sure that this D300 and D3 will even goes better. Just like many senior photograpers said, it's not the camera that define the result, it's the man behind the gun. But surely a more ergonomics devices will led to a better chance to get a great pictures.

Check their review at :
http://www.dpreview.com/previews/nikond3/
http://www.dpreview.com/previews/nikond300/

Complex Business & Complex IT

I get a really nice articles regarding IT-Business correlation. How the complexity of each area add complexity to the other area, and finally could stop you from doing business.

Check this out : http://www.cio.com/article/126350/Complex_IT_Will_Kill_Your_Business

Have a nice reading.

Fresh start

This couple days I feel really good every morning when I start working. Previously I thought that i didn't feel good because lack of exercises. But now I know that exercise is not everything. One thing that you need to start fresh everyday is a good night sleep. I start sleeping early couple weeks ago due to my health problem. I go to sleep at 10 pm and wake up next morning at 6 am. This 8 hours sleep is really help a lot you know. You have the energy for the whole day, you could escape from traffic jam (because you get up early)....great. So start sleep well now...have a nice Wednesday!!!

Monday, October 01, 2007

What's happiness?

Apa itu kebahagiaan? Pertanyaan ini muncul di salah satu diskusi ku dengan boss-ku. Dia merasa kurang "sreg" karena ada beberapa orang muda yang lebih mementingkan hal materi dalam definisi kebahagiaan ini. Ada yang menjawab bahwa kebahagiaan adalah apabila kita memperoleh semua yang kita inginkan. Wah, jawaban yang begitu ambisius ya? Khas jawaban anak muda yang hidup dalam dunia yang serba modern dan hedonis.

Well, aku bukan generasi muda dan juga bukan generasi tua mungkin. So aku masih bisa memahami kedua sisi pandangan ini. Bagi orang yang lahir di jaman dahulu, dimana segala sesuatu serba susah, dan telah ditempa sekian tahun pengalaman hidup, mungkin jawabannya mengenai kebagahiaan sama dengan boss-ku itu. Jawaban yang membutuhkan waktu sekian lama untuk mencernanya. Kebahagiaan adalah saat dimana kita tidak lagi merasa membutuhkan kebahagiaan. Kebahagiaan adalah seperti layaknya kupu kupu, If you hold it to tight then it will torn apart into million pieces. But if you're not looking for it then it will come to you beautifully. Wah berat mikirnya ya? Hahaha

So, bagiku, apa itu kebahagiaan? Beberapa tahun lalu ayah saya pernah memberikan nasehat "kamu diberikan berkat dan karunia oleh Tuhan agar kamu dapat memberi lebih banyak". Artinya, semakin kita memperoleh limpahan berkat (dan dalam hal ini kebahagiaan) maka makin wajiblah kita untuk berbagi kepada lebih banyak orang. Apalah artinya kita naik gaji kalau kita tidak bisa berbagi lebih banyak lagi pada semua orang yang membutuhkan? Apalah artinya memiliki semua yang kita inginkan apabila jiwa kita kerdil dan tak mau berbagi? Kenapa kita sulit berbagi? Karena kita itu manusia, yang cenderung tidak pernah merasa cukup. Selalu mendongak ke atas, selalu melihat apa yang kita belum punya dan berdalih.

Apabila kita sudah memiliki uang 1 juta maka kita bilang, wahhh belon saatnya nyumbang lah, ini aja kurang. Apabila memiliki 10 juta apakah jawabannya akan berbeda? Aku rasa tidak juga, jawaban dan dalih yang sama masih valid. Jawaban dan dalih yang sama juga sama validnya untuk 100, 1000, atau puluhan milyar. So apa bedanya? Memberi tidaklah harus menunggu waktu dan dana. Memberi hanya menunggu saat kita bisa bersyukur.

So, jawabanku untuk apakah happiness itu "adalah saat dimana kita bisa bersyukur". Kita bersyukur saat diberikan lebih, bersyukur saat diberikan kurang, bersyukur apabila kita berhasil maupun saat kita gagal. Bersyukur di setiap helaan nafas kita, atas hidup dan kesempatan yang diberikan Tuhan kepada kita untuk berbagi dan berkarya.

Mungkin jawabanku tidak kalah diplomatisnya dengan jawaban para orang tua. Tapi memang demikianlah hidup, dan saat kamu mengenalnya kamu akan merasa rindu mengenalnya lebih dulu. Karena dengan mengenalnya maka hidupmu akan lebih berarti dan bahagia, dengan bersyukur.

Have a great Monday .............

Wednesday, September 26, 2007

My fav song lyrics - Sempurna

Andra and The Backbone Lirik - Sempurna
Kau begitu sempurna
Dimataku kau begitu indah
kau membuat diriku akan slalu memujimu
Disetiap langkahku
Kukan slalu memikirkan dirimu
Tak bisa kubayangkan hidupku tanpa cintamu
*
Janganlah kau tinggalkan diriku
Takkan mampu menghadapi semua
Hanya bersamamu ku akan bisa
Reff:
Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku
Lengkapi diriku
Oh sayangku, kau begitu
Sempurna.. Sempurna..
Kau genggam tanganku
Saat diriku lemah dan terjatuh
Kau bisikkan kata dan hapus semua sesalku
Back to *

Monday, September 10, 2007

Another point of view regarding Balanced scorecard

Sudah tahu namanya balanced scorecard? Aku rasa sudah banyak yang tahu
ya, kalau kurang jelas silahkan ke wikipedia.org untuk cari tahu. Ok,
pada intinya BSC bersama dengan strategy map digunakan untuk
menggambarkan strategi perusahaan dengan lebih mudah. Dengan BSC ini
diharapkan eksekusi dan allignment antar bagian dalam organisasi dapat
berjalan dengan lancar.

Tapi seringkali mimpi indah BSC ini tidaklah seindah harapannya. Mengapa
ya? Padahal ini dirancang oleh orang - orang yang demikian pintarnya.
Satu hal yang muncul dalam pemikiranku beberapa waktu lalu saat diskusi
dengan seseorang adalah bagaimana eksekusinya. Eksekusi disini adalah
dalam hal seberapa jelas suatu objective dalam BSC. Objective biasanya
dijelaskan dengan menggunakan "description". Akan tetapi menurutku
description saja belum cukup jelas, harus jelas bagaimana objective
tersebut akan dicapai (ingat "ada banyak jalan menuju roma" - so kalau
tidak jelas jalan mana yang akan diambil, bagaimana bisa alligned ?)

Cara mencapai objective tersebut-lah yang dikenal dengan initiatives.
Inisiatif biasa diisi dengan hal-hal yang umum, milestones yang kurang
deskriptif. Apabila kurang deskriptif maka akan sulitlah penterjemahan
dari obyektif tersebut. Contoh : obyektifnya adalah "meningkatkan jumlah
produk yang sukses di pasar". Masih kurang jelas kan bagaimana ini bisa
dicapai, bisa dilakukan dengan banyak cara soalnya. Ok, dibuatlah
inisiatif : "meningkatkan akurasi marketing research". Hemm, sudah lebih
mengarah, tapi bagaimana hal ini mau dilakukan? Well, kalau masih kurang
detil di milestones-nya maka support unit akan sulit mengadopsinya. Yang
terjadi adalah kebanyakan support unit (kecuali marketing research
tentunya) akan berkata "hemmm, nampaknya itu obyektif milik
marketing-sales dan marketing research, bukan obyektif kita". Padahal
kalau di milestonesnya diperjelas lagi apa yang mau dilakukan
sebenarnya, mungkin HR akan terlibat (misalnya dalam hal recruitment
marketing research yang lebih baik lagi, training, dsb), atau IT
(misalnya dalam menciptakan system yang bisa mendukungnya, menganalisa
lebih cepat dan akurat), atau General Affair (dengan membantu penyediaan
sarana dan prasarana). Wah tiba - tiba menjadi obyektif semua orang ya?

Well, mungkin ini pemikiran sederhana saja, mungkin tidak berguna juga.
Tapi paling tidak ini satu hal yang terpikir olehku. "The devil is in
the detail" - disini bermakna ganda, baik bermakna kalau terlalu detil
akan menjadi kompleks dan tidak berguna. Atau juga berarti kalau tidak
detil maka akan sulit pula dimengerti dan dilaksanakan. Adios........

Friday, September 07, 2007

The siluet


Canon 350D / EF-S 17-55mm F2.8 IS @
55mm
Iso200 /
F8.0 / 1/160 sec
Metering : Pattern
Photoshop for
adding the
saturation
Posted by Picasa

Competitive Advantage dan Strategy

Aku pergi ke Asia Annual IT Congress beberapa hari lalu. Kongresnya
sendiri average, ada materi yang sangat menarik dan ada pula materi yang
jauh dari menarik (misalnya perusahaan yang jualan produk?). Tapi
diantara itu semua ada satu hal yang sangat menggugahku, mungkin kalau
aku share bisa membantu banyak orang

Ada satu CIO dari PTT Chemical (suatu perusahaan konglomerasi di bidang
kimia) share mengenai apa yang mereka lakukan untuk membuat information
technology mengubah business mereka. Well, apa yang mereka lakukan sih
kurang begitu menarik kalau menurutku, tapi contoh yang ia berikan
mengenai minimart "Seven Eleven" / 711 di Thailand-lah yang menarik.
Seperti yang kita ketahui bahwa 711 di Thailand sama halnya dengan 711
di Bali, mereka ada di mana mana dan mereka beroperasi 24 jam
menyediakan berbagai barang kebutuhan sehari-hari. So kalau kita
tanyakan, apa peranan IT dalam bisnis ini, maka jawaban yang paling
logis adalah : memastikan data penjualan dan ketersediaan barang ok
sepanjang waktu. Demikian pula dengan koneksi-nya dan sebagainya. Betul
ya?

Well, ternyata tidak demikian salah satu aktifitas yang dilakukan IT
dari 711. Yang mereka lakukan adalah mereka mendefinisikan competitive
advantage dari perusahaan mereka adalah distribusi mereka yang ada
dimana mana dan jam buka mereka yang 24 jam. So apa yang mereka lakukan
? Mereka memperbolehkan konsumen dengan kartu member 711 untuk
mengirimkan uang ke member lain. So let's say ada seseorang yang member,
dia pergi ke 711 terdekat, lalu dia sebutkan dia mau kirim uang ke
siapa, lalu serahkan uangnya ke kasir 711 tersebut. Di daerah lain,
beberapa kilometer jauhnya dari 711 tersebut penerimanya pergi ke 711
terdekat, menunjukkan kartu membernya dan mengambil uang disana. Wow,
tiba tiba 711 bukan lagi minimart, tapi bank kecil juga ya? Siapa bank
yang buka 24 jam? Hemmm sepertinya sulit mencarinya J

Ok, diluar argumen bahwa ATM bisa melakukan hal yang sama, coba kita
pikirkan mengapa IT mereka bisa berinovasi demikian? Menurut pendapatku
adalah : karena competitive advantage yang ingin digarap dan ditonjolkan
di definisikan secara crystal clear, secara sangat jelas. Mereka
mendefinisikan secara jelas "ini lho yang membuat kita berbeda dari
perusahaan lain, ini lho yang harus kita terus perkuat dan kembangkan -
karena inilah yang membuat kita survive, dan bukan yang lain". So apa
yang dilakukan oleh support unit? Dengan mudahnya mereka bisa
mendefinisikan apa strategi mereka. Dengan mudahnya mereka medefinisikan
apakah yang harus mereka korbankan.

Ok, let say kita ambil contoh apabila competitive advantage yang diambil
adalah flexibility. Kita bilang bahwa kecepatan mengambil keputusan,
eksekusi dan berubah mengikuti pasar adalah competitive advantage kita.
Apa yang akan dilakukan oleh Human Resource, IT dan let say General
Affair? Menurutku quite clear apa yang harus mereka lakukan dan apa yang
tidak perlu mereka lakukan. What do you think? Atau misalnya
purchasing...dengan competitive advantage yang ingin dikejar adalah
flexibility maka mereka tahu persis bagaimana negoasiasi, kontrak dan
sistem yang mereka butuhkan (termasuk sistem IT) untuk mempertahankan
dan meningkatkan competitive advantage dari company mereka.

So, kejelasan mengenai apa yang harus dikejar adalah sangat penting.
Dengan kejelasan inilah yang kita sebut dengan strategi baru benar benar
bermakna. Dengan kejelasan inilah yang namanya allignment dapat
berjalan. Dengan pemahaman yang sama mengenai apa yang menjadi
competitive advantage dari perusahaan inilah banyak departemen dan
Business Unit dalam perusahaan bisa saling berkolaborasi. So, what is
your competitive advantage my friend ?

Saturday, August 04, 2007

Under the starlight

Under the starlight we wonder,
Under the starlight we ask,
Under the starlight we admire,
Under the same starlight we just can't stop wondering

How on earth God create such a beautifull painting in the sky?
We shall never understand, since we're only human....
But something for sure....we know that He is God almighty.
Posted by Picasa

This pictures was also taken at Bali island.
Composition and techniques I owe to Galen Rowell, that "teach" me through his articles and books.
I hope you enjoy it....Don't worry about the technical details of this pictures...just enjoy it, that's how we admire God creation
Posted by Picasa

Thursday, August 02, 2007

Special thanks to Gallen Rowell, the man who inspired me always to keep shooting and take a great pictures.
Posted by Picasa

Tanah Lot - Bali - A different View


Just couple days ago I went back from Bali...
Photography hunting trip, together with 3 of my friends.

It's been a real fun, we laugh together, tell story, play...and of course take a picture
Not only a picture of a beautifull landscape that God created, but also our own pictures

Bali is truly a wonderful place,
It never run out place to watch and admire
It never lose a dreadfull scenery to be seen

I love Bali very much, and I'm going to spend more time later on to travel there
To watch every corner of this beautifull island
To see the wonder, the culture and the loving people that reside there

This is a picture of Tanah Lot in Bali
An astonishing place to be seen

Although taking this picture is not an easy task, since the "gigantic" mosquitos that keep bite my leg during the shoot
But it's all worth every second that I spend there
Worth every minutes as I watch the sun goes down and created the most beautifull sky I ever seen

This picture is only 1/10 of the beautiful scenery that God created that day
I'm just being lucky to be there and take a picture
God's hand that created this amazing picture, with the sky as His canvas....
Posted by Picasa

Friday, July 13, 2007

Tulip


My first Tulip

Friday the 13th

Yup, today is one hell of a day...started by knowing that my email server doesn't send the emails since yesterday....have to focus my attention by doing it....ok that's just the beginning I suppose...



Late in the afternoon I got a meeting with my staff. Old problem rise quickly, one of my staff just like it use to be started to act "childish" by saying that he do not want to do the job now. Why? Since he is very busy and currently got a training project that he need to handle. Well, me and other staff feel that everybody busy...it just how we show it off differently. Since the training is planned after the job then it's also un-professional to do so. Grrrrr...I am not angry, I just don't get it why he always wanted to be "the most".....the most busy, the most smart, the most watch, must get all the attention............come on...we are all working right? we all have our own problems to take care.



In the evening one of my other staff talk to me, discuss about how he feel. He feel that many other staff say that his job is so poor. He feel very depressed, he think that everything that he do is no good. I told him that everything that we do have their own consequences. All that matter is not doing it right according other people, but balance the consequences. We can do something very fast and very discipline with our sub-ordinate, that will take care "project delay" problem. But it will also rise another problem....it make distance with your sub-ordinates. Perhaps they will feel depressed. So, balance is the most important thing..........



Fiuhhhhh...........really hard day...but at least it's weekend. I will get sometime to get away and freshen up a bit..............so, happy weekend



Courtesy of :
Galen Rowell

Galen Rowell - my favorites photographer



My photos definitely is not comparable to these hahaha....
Enjoy the masterpiece of Galen Rowell...one of my fav photographer
You can also visit his works at : http://mlstock.com/index.shtml

Thursday, July 12, 2007

Try this...is fun hehe

which one are you?

Quite true, give it a try~
Try this to identify yourself as a right or left brain person:

1. Hold your hands together, as if you were praying.
Look at your hands. If you see
Left thumb is below the right thumb ---> left brain
Right thumb is below the left thumb ---> right brain

2. Fold your arms in front of you (as if you are angry)
Right arm above left arm ---> left brain
Left arm above right arm ---> right brain

Based on 1+2 (order important), below is the
interpretation of your personality:

Right-Left
==========
Considerate, traditional, indirect type

can instantly read other's emotion, and respond friendly by natures. Although not very into taking initiatives in moving forward, but this person will always take a step back in supporting others. Stable personality and considerate, give others a being protected feeling. But the weakness is they cannot say no; regardless how unwilling they are, they will take care of others.

Right-Right
===========
Loves challenges type

Straight foward. Once they decided on one thing, will take action right away. Very curious, and love challenges. Dare to face dangers without thinking through (sometimes foolishly). Their weakness is they don̢۪t listen to others,

will filter in only what whey want to hear in a conversation, and very subjective. However, because of their straightforward attitude, they tend to be fairly popular.

Left-Left
=========
Dedicated, cold, perfectionist

Very logical in all aspects. The only way to defeat (or win over) him/her is through reasons. Has a lot of prides, and feeling strongly about doing the right thing. If they are your friends, they are very trustworthy. However, if they are your opponents, they will be very tough to deal with. Because they can be very "anal" as a perfectionist, they usually leave a bad impression of being hard to deal with when first met.

Left-Right
==========
Likes to take care of others, leader type

Has a cool and keen observation ability to see through situations, yet still can be considerate in others needs. Because of their cool and calm nature, and strong sense of responsibility, they tend to become head of a group. Popular among people. However, they may not be able to help themselves in meddling because they want to take care of others too much. Very concerned about how

others view them, and always on alert.  

Life goes fast

Bokap temen kerja gue baru kemaren meninggal….usianya 79 tahun.

Dalam permenungan dan juga hasil ngobrol dengan teman – teman lain aku mengambil satu kesimpulan, kalau memang mau membahagiakan orang tua / orang lain tidak perlu tunggu waktu. Dalam artian gini...kalo sekarang ada uang walau sedikit, ya tidak usah memberikan alasan tidak bisa berbagi / berderma hanya dengan alasan yah baru segini kan gak enak. Atau kalau kita ingin mengajak orangtua kita berjalan jalan ke luar negeri, ya tidak usah menunggu sampai kita jadi milyader.

Gue sempat terhentak dengan tulisan di Kompas beberapa hari lalu. Pada tulisan itu pada intinya kita mencoba melihat diri kita sendiri. Apakah kita ini sebangsa dengan orang yang menjadi enggan berderma karena kita merasa diri kita tidak cukup? Tidak cukup dengan gaji kita, tidak cukup dengan apa yang dikaruniakan Tuhan buat kita? Sangat mengejutkan bahwa dalam cerita di Kompas itu seorang pengemis menolak diberikan makanan dengan alasan ”Lebih baik buat pengemis lain yang belum makan, saya tadi pagi sudah makan”.....dalam kondisi yang sedemikian berkekurangannya dia masih ingat orang lain.

So, bagaimana kita ? Bisa berbagi ? Bisa mensyukuri ? When enough is enough ? Life goes fast…so don’t wait to do good

Life goes fast

Bokap temen kerja gue baru kemaren meninggal....usianya 79 tahun.

Dalam permenungan dan juga hasil ngobrol dengan teman - teman lain aku
mengambil satu kesimpulan, kalau memang mau membahagiakan orang tua /
orang lain tidak perlu tunggu waktu. Dalam artian gini...kalo sekarang
ada uang walau sedikit, ya tidak usah memberikan alasan tidak bisa
berbagi / berderma hanya dengan alasan yah baru segini kan gak enak.
Atau kalau kita ingin mengajak orangtua kita berjalan jalan ke luar
negeri, ya tidak usah menunggu sampai kita jadi milyader.

Gue sempat terhentak dengan tulisan di Kompas beberapa hari lalu. Pada
tulisan itu pada intinya kita mencoba melihat diri kita sendiri. Apakah
kita ini sebangsa dengan orang yang menjadi enggan berderma karena kita
merasa diri kita tidak cukup? Tidak cukup dengan gaji kita, tidak cukup
dengan apa yang dikaruniakan Tuhan buat kita? Sangat mengejutkan bahwa
dalam cerita di Kompas itu seorang pengemis menolak diberikan makanan
dengan alasan "Lebih baik buat pengemis lain yang belum makan, saya tadi
pagi sudah makan".....dalam kondisi yang sedemikian berkekurangannya dia
masih ingat orang lain.

So, bagaimana kita ? Bisa berbagi ? Bisa mensyukuri ? When enough is
enough ? Life goes fast...so don't wait to do good

Egg in the middle


Do you see it? The center of the flower is like an egg.....only God knows how a droplet of water is inside this newly bloom water lily....
Posted by Picasa

Radiation


Whoa....what do you think this is? Just a cactus hehe...I used tungsten white balance to make it a bit different....
Posted by Picasa

Golden moment


















Golden...........just like what God given us, golden moment
Moment to think about our life in front of Him.......



Posted by Picasa

Slow shutter speed...


Nah lihat air-nya? Cukup halus bukan? Ini contoh penggunaan slow shutter...kalo tidak salah di sekitar 1-3 second...pake tripod tentu saja...
Posted by Picasa

Blue




















Situ Patenggang - Ciwidey - Bandung - West Java - Indonesia

Photoshop is used to make the sky a bit dark, blue color tone and crop the picture...some burn and dodging also being performed here and there
Posted by Picasa

Belajar motret #2

Hemmm ternyata mau mengajarkan sesuatu via tulisan benar2 tidak mudah ya hihi....

Ok, untuk shutter speed pada intinya akan lebih bisa dipahami kalo udah dicobain sih. Well semua dalam fotografi memang akan lebih mudah dimengerti kalo udah di praktek-kan. Tapi gue kasih beberapa tips yang gue kumpulkan selama ini saja berhubung dengan shutter speed ya :
  • Angka 1/60 second biasanya dijadikan patokan kapan tangan-mu mulai goyang dan kemudian membuat foto blur. So kalau mau foto tidak blur salah satu yang harus dipastikan adalah shutter speed diatas 1/60 second. Kalau mau motret dengan kecepatan di bawah 1/60 gimana dong? Pake tripod hehehe..itu tuh barang yang kaki nya ada tiga...yang biasa keliatan kalo lagi shooting video, tau kan? Masih gak tau juga? Tanya aja di toko kamera dah....
  • Angka 1/125 second biasanya dijadikan patokan foto manusia agak blur, mengapa? Karena gerakan tangan dll dari manusia biasanya kecepatannya 1/125 second. So kalo lebih lambat dari itu ya blur deh gerakan tangan orang yang lagi nari misalnya. Tapi kalo sekedar orang lagi pose ya gak butuh 1/125 hehehe
  • Kapan menu Tv dipilih? Kalau kita mau atur shutter speed secara manual tentunya. Lho kapan itu dibutuhkan? Misalnya kalau mau bikin foto air terjun dengan air terjun yang halus seperti kapas, atau laut dengan permukaannya yang halus seperti kapas...nah kalo mo bikin yang begini, atur aja speed shutternya di 1 second misalnya...pake tripod jangan lupa...nah hasilnya akan hualus....

Selamat mencoba deh.....photography is about practising and having fun

Life goes fast

Bokap temen kerja gue baru kemaren meninggal....usianya 79 tahun.

Dalam permenungan dan juga hasil ngobrol dengan teman - teman lain aku
mengambil satu kesimpulan, kalau memang mau membahagiakan orang tua /
orang lain tidak perlu tunggu waktu. Dalam artian gini...kalo sekarang
ada uang walau sedikit, ya tidak usah memberikan alasan tidak bisa
berbagi / berderma hanya dengan alasan yah baru segini kan gak enak.
Atau kalau kita ingin mengajak orangtua kita berjalan jalan ke luar
negeri, ya tidak usah menunggu sampai kita jadi milyader.

Gue sempat terhentak dengan tulisan di Kompas beberapa hari lalu. Pada
tulisan itu pada intinya kita mencoba melihat diri kita sendiri. Apakah
kita ini sebangsa dengan orang yang menjadi enggan berderma karena kita
merasa diri kita tidak cukup? Tidak cukup dengan gaji kita, tidak cukup
dengan apa yang dikaruniakan Tuhan buat kita? Sangat mengejutkan bahwa
dalam cerita di Kompas itu seorang pengemis menolak diberikan makanan
dengan alasan "Lebih baik buat pengemis lain yang belum makan, saya tadi
pagi sudah makan".....dalam kondisi yang sedemikian berkekurangannya dia
masih ingat orang lain.

So, bagaimana kita ? Bisa berbagi ? Bisa mensyukuri ? When enough is
enough ? Life goes fast...so don't wait to do good

Belajar motret...#1

Ok, setelah berpikir pikir apa yang bisa gue share selain pemikiran gue, maka gue mau bagi sedikit ilmu fotografi aja deh. Makin banyak yang suka soalnya kayaknya dengan potret me motret ini....

Dalam motret bukan kamera yang canggih yang utama, yang penting tahu cara pakenya hehe...So basic nya dulu dari make kamera ya. Di kamera (pocket sekalipun) ada 3 komponen yang kita perlu perhatiin :
1. Apperture / bukaan - gue jelasin ntar lagi ya
2. Shutter speed / kecepatan rana - nah ini dulu yang gue bahas abis ini deh
3. ISO / kepekaan sensor - ini juga ntar lagi ya

Nah shutter speed pada intinya adalah seberapa cepat kamera lu mengedipkan "mata" nya....makin cepat maka foto yang diambil akan makin freeze....biar lebih enak cobain dulu aja. Cari kamera pocket juga boleh yang ada setting Tv.

Trus setting di speed misalnya 1/200 second, 1/100, 1/60 dan 1/30...nah coba dulu ya...mo pulang ahhhh, besok lanjut lagi...

Life goes fast

Bokap temen kerja gue baru kemaren meninggal....usianya 79 tahun.

Dalam permenungan dan juga hasil ngobrol dengan teman - teman lain aku
mengambil satu kesimpulan, kalau memang mau membahagiakan orang tua /
orang lain tidak perlu tunggu waktu. Dalam artian gini...kalo sekarang
ada uang walau sedikit, ya tidak usah memberikan alasan tidak bisa
berbagi / berderma hanya dengan alasan yah baru segini kan gak enak.
Atau kalau kita ingin mengajak orangtua kita berjalan jalan ke luar
negeri, ya tidak usah menunggu sampai kita jadi milyader.

Gue sempat terhentak dengan tulisan di Kompas beberapa hari lalu. Pada
tulisan itu pada intinya kita mencoba melihat diri kita sendiri. Apakah
kita ini sebangsa dengan orang yang menjadi enggan berderma karena kita
merasa diri kita tidak cukup? Tidak cukup dengan gaji kita, tidak cukup
dengan apa yang dikaruniakan Tuhan buat kita? Sangat mengejutkan bahwa
dalam cerita di Kompas itu seorang pengemis menolak diberikan makanan
dengan alasan "Lebih baik buat pengemis lain yang belum makan, saya tadi
pagi sudah makan".....dalam kondisi yang sedemikian berkekurangannya dia
masih ingat orang lain.

So, bagaimana kita ? Bisa berbagi ? Bisa mensyukuri ? When enough is
enough ? Life goes fast...so don't wait to do good

Sunday, April 15, 2007

Milik...

     Bukan yang kita miliki, tetapi yang kita gunakan,

     Bukan yang kita lihat, tetapi yang kita tentukan

     Itulah yang dapat merusak atau menyenangkan

     Seluruh kebahagiaan insan. --Anon.

Thursday, April 05, 2007

Happy easter


Karena dosa dosa kita-lah yang ditanggung-Nya
Oleh karenanya bergembiralah karena Allah menyelamatkanmu
 Posted by Picasa

Friday, March 30, 2007

Cara Pandang Terhadap Beban Hidup

CARA PANDANG TERHADAP BEBAN HIDUP



Written by Isak Rickyanto
Wednesday, 08 June 2005


Bukan berat Beban yang membuat kita Stress, tetapi lamanya kita memikul
beban tersebut.
Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress, Stephen Covey
mengangkat segelas
air dan bertanya kepada para siswanya: "Seberapa berat menurut anda kira
segelas air ini?"

Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr."Ini bukanlah masalah
berat absolutnya,
tapi tergantung berapa lama anda memegangnya." kata Covey.

"Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya
memegangnya selama 1
jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1
hari penuh, mungkin anda
harus memanggilkan ambulans untuk saya.Beratnya sebenarnya sama, tapi
semakin lama saya
memegangnya, maka bebannya akan semakin berat."

"Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan
mampu membawanya
lagi. Beban itu akan meningkat beratnya." lanjut Covey. "Apa yang
harus kita lakukan adalah
meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi".
Kita harus meninggalkan
beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu
membawanya lagi.

Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban
pekerjaan. Jangan bawa pulang.


Beban itu dapat diambil lagi besok. Apapun beban yang ada
dipundak anda hari ini, coba
tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil
lagi.

Hidup ini singkat, jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya. ..!! Hal
terindah dan terbaik di dunia ini tak dapat dilihat, atau disentuh, tapi dapat dirasakan jauh
di relung hati kita.

Start the day with smile and have a good day........ :)
God Bless You All .... :).


Thursday, March 29, 2007

lady bug....


Although I'm small, but God love me,
He put morning dew upon my body every morning,
to make me understand how great He is.

Every morning I pray to God,
As I know that my life is short,

Every human being is also God creation,
wake up every morning without knowing how lucky they are,
to be God most loved creation. Posted by Picasa

Tuesday, February 27, 2007