Monday, October 01, 2007

What's happiness?

Apa itu kebahagiaan? Pertanyaan ini muncul di salah satu diskusi ku dengan boss-ku. Dia merasa kurang "sreg" karena ada beberapa orang muda yang lebih mementingkan hal materi dalam definisi kebahagiaan ini. Ada yang menjawab bahwa kebahagiaan adalah apabila kita memperoleh semua yang kita inginkan. Wah, jawaban yang begitu ambisius ya? Khas jawaban anak muda yang hidup dalam dunia yang serba modern dan hedonis.

Well, aku bukan generasi muda dan juga bukan generasi tua mungkin. So aku masih bisa memahami kedua sisi pandangan ini. Bagi orang yang lahir di jaman dahulu, dimana segala sesuatu serba susah, dan telah ditempa sekian tahun pengalaman hidup, mungkin jawabannya mengenai kebagahiaan sama dengan boss-ku itu. Jawaban yang membutuhkan waktu sekian lama untuk mencernanya. Kebahagiaan adalah saat dimana kita tidak lagi merasa membutuhkan kebahagiaan. Kebahagiaan adalah seperti layaknya kupu kupu, If you hold it to tight then it will torn apart into million pieces. But if you're not looking for it then it will come to you beautifully. Wah berat mikirnya ya? Hahaha

So, bagiku, apa itu kebahagiaan? Beberapa tahun lalu ayah saya pernah memberikan nasehat "kamu diberikan berkat dan karunia oleh Tuhan agar kamu dapat memberi lebih banyak". Artinya, semakin kita memperoleh limpahan berkat (dan dalam hal ini kebahagiaan) maka makin wajiblah kita untuk berbagi kepada lebih banyak orang. Apalah artinya kita naik gaji kalau kita tidak bisa berbagi lebih banyak lagi pada semua orang yang membutuhkan? Apalah artinya memiliki semua yang kita inginkan apabila jiwa kita kerdil dan tak mau berbagi? Kenapa kita sulit berbagi? Karena kita itu manusia, yang cenderung tidak pernah merasa cukup. Selalu mendongak ke atas, selalu melihat apa yang kita belum punya dan berdalih.

Apabila kita sudah memiliki uang 1 juta maka kita bilang, wahhh belon saatnya nyumbang lah, ini aja kurang. Apabila memiliki 10 juta apakah jawabannya akan berbeda? Aku rasa tidak juga, jawaban dan dalih yang sama masih valid. Jawaban dan dalih yang sama juga sama validnya untuk 100, 1000, atau puluhan milyar. So apa bedanya? Memberi tidaklah harus menunggu waktu dan dana. Memberi hanya menunggu saat kita bisa bersyukur.

So, jawabanku untuk apakah happiness itu "adalah saat dimana kita bisa bersyukur". Kita bersyukur saat diberikan lebih, bersyukur saat diberikan kurang, bersyukur apabila kita berhasil maupun saat kita gagal. Bersyukur di setiap helaan nafas kita, atas hidup dan kesempatan yang diberikan Tuhan kepada kita untuk berbagi dan berkarya.

Mungkin jawabanku tidak kalah diplomatisnya dengan jawaban para orang tua. Tapi memang demikianlah hidup, dan saat kamu mengenalnya kamu akan merasa rindu mengenalnya lebih dulu. Karena dengan mengenalnya maka hidupmu akan lebih berarti dan bahagia, dengan bersyukur.

Have a great Monday .............

No comments: