Thursday, January 31, 2008

Naik gaji? - "Eat what you kill"

Lagi di jalan tadi dengerin career tips dari Renee Suhardono, dia bicara mengenai banyak sekali pertanyaan mengenai gaji. Ada yg tanya gimana supaya gaji 2 kali, atau naik banyak. Pokoknya gaji gaji dan gaji. Sounds familiar ya, baik buat diri kita sendiri atau anak buah kita.

Dalam tips itu Renee bicara mengenai "eat what you kill". Apa artinya? Ibaratkan jaman purba dulu deh, apa yg kita makan adalah apa yg kita perjuangkan / buru bukan? Sama prinsipnya. Kalau kita terus menanyakan mengenai gaji kita dan kenaikannya, pernahkah kita tahu dari mana gaji kita berasal? Atau lebih pasnya pedulikah kita?

Kita seringkali terpaku pada job desc yg diberikan ke kita. Lho apa itu salah? Tidak, tapi dengan demikian kita hanya terus menjadi bagian terkecil dari "mesin" perusahaan kita. Maukah kita peduli dan dengan demikian bekerja lebih lebih dan lebih?

Apabila kita sudah bekerja dengan sedemikian baiknya akankah perusahaan sedemikian "tega" tidak berbagi "hasil buruan bersama"? Money will come, asalkan kita turut "berburu".

YOU EAT WHAT YOU KILL (OR HUNT)

@MotoQ9

"Fakir Bandwidth"

Good morning everyone,

Pagi ini dengerin radio HardrockFM (My Fav station) dan pas ada acaranya
Lidwina, Money Klinik. Ada ungkapan dari salah satu tamu yang buat saya
sangat menarik, "Kita ini kan fakir bandwidth, so gak nyaman kalau di
website banyak menggunakan flash". Wah wah, ternyata pendapat umum bahwa
di indonesia itu fasilitas internet sangat tidak mendukung lebih parah
dari dugaan saya haha, sampai di sebut "Fakir".

Sayang ya, padahal dengan high-speed internet ada begitu banyak hal yang
bisa kita raih (termasuk yang saya tulis di tulisan saya sebelumnya). So
kapan nih Telkom dan perusahaan telekomunikasi bakal mengupgrade (dan
juga menurunkan biaya) internet kita? Ditunggu lho...

Happy working !!!

Wednesday, January 30, 2008

12 Kegunaan Blog (untuk corporate)

From : “The Corporate Blogging Book”, by Debbie Weil

  1. Blog sebagai strategi marketing – blog eksternal digunakan sebagai marketing channel dan PR. Sedangkan blog internal digunakan untuk manajemen proyek dan knowledge sharing. Blog memang (for the time being) tidak akan menggantikan channel tradisional seperti TV, Koran, Print Ad, dll akan tetapi blog melengkapi channel-channel tersebut. Pertimbangkan blog sebagai metode yang cost-efficient untuk melengkapi channel tersebut, walau belum tentu effective menghasilkan revenue secara langsung.
  2. Thought leadership – pada intinya adalah seorang leader yang cerdas dan pandai tentunya ingin dan mampu untuk berbagi melalui blog.
  3. Community building – dalam tulisan saya sebelumnya sudah disebutkan mengenai pentingnya community building. Nah blog memungkinkan perusahaan untuk secara kontinu berdiskusi dengan konsumen mengenai fitur dan fungsionalitas dari suatu produk.
  4. Customer relations – Nampaknya akan sangat mengasyikkan jika hotline kita juga online di blog untuk menanggapi pertanyaan dari konsumen bukan? Hal ini yang dilakukan oleh QuickBooks Online.
  5. Status alerts – Blog dapat digunakan sebagai “real time” status mengenai layanan web kita. Just in case misalnya ada downtime pada layanan tersebut dan kita ingin secara periodik memberitahukan secara spesifik progress perbaikannya misalnya.
  6. Conferences & events – banyak event dan konferensi diumumkan, diinformasikan dan juga ditutup (misalnya dengan menyebarkan materi / komentar / hasil) melalui blog. Baik yang permanen, maupun hanya sementara (misalnya event nya hanya sementara saja – time limited blog).
  7. Advocacy – Blog dapat digunakan oleh LSM dengan budget yang relatif terbatas untuk “menyuarakan” aspirasi yang ingin diperjuangkan. Baik perlindungan anak, HIV-AIDS, kanker, dll. Termasuk di dalamnya adalah testimoni dari simpatisan yang notabene lebih di dengarkan daripada slogan marketing secara umum.
  8. Adjunct to PR – Dalam buku “The Fall of Advertising and the Rise of PR” dijelaskan pentingnya PR di era sekarang. Tapi saat saya berdiskusi dengan salah satu konsultan PR kita Blog pun menjadi sorotan di dunia PR. Hal ini karena PR mengerti benar peranan penting blog di masa datang. Debbie dalam buku ini juga mengambil contoh bagaimana Google menggunakan blog sebagai alat kampanye PR mereka. Blog memberikan versi informal (sering juga disebut : backstory) dari sebuah pengumuman resmi corporate.
  9. Branding – Blog sendiri bisa menjadi suatu "brand" yang menjadi pelengkap brand utama perusahaan kita. Misalnya kita memiliki blog yang sangat terkenal, sehingga bisa ikut "mengerek" ketenaran produk kita.
  10. E-Commerce - Blog kita dapat mengarahkan konsumen untuk membeli produk tertentu secara online. Menurut perusahaan online market research comScore Networks seorang pembaca blog 30% lebih mungkin membeli produk / jasa secara online. Konsumen juga memiliki kecenderungan belanja 6% lebih tinggi apabila dia mengunjungi blog.
  11. Customer evangelist - Banyak konsumen yang sedemikian "attached" dengan brand kita sehingga bersedia untuk mengulas produk melalui blog mereka, for free! Beberapa konsumen (misalnya konsumen Palm Treo, Starbucks, dll) bahkan memiliki blog yang sedemikian terkenalnya diantara pengguna lainnya. Ada pula perusahaan yang menyediakan tempat bagi konsumen loyal mereka untuk mengekspresikan loyalitas mereka. Saya rasa pengembangannya tentu saja "word of mouth" yang tercipta dari blog ini.
  12. Viral marketing - Blog dapat digunakan sebagai media dalam kita menciptakan "buzz marketing". Misalnya kita menciptakan kontes dalam blog kita yang sedemikian hebohnya sehingga banyak sekali orang yang kemudian membicarakannya. Membicarakannya = free awareness = free trial buying = free loyal consumer

New rule : Marketing + IT

Old marketing dimana marketing adalah mereka-reka, membuat produk dan
kemudian berusaha menjualnya telah mulai bergeser dan ditinggalkan.
Demikian yang disampaikan oleh salah seorang senior manajemen di
perusahaan saya bekerja. Lho, lalu digantikan apa ya, bukankah marketing
pada prinsipnya adalah membuat dan menjual (red : persuade consumers to buy)?

Dengan makin kerasnya persaingan, makin banyak perusahaan yang muncul +
inovasi dari perusahaan - perusahaan jagoan lama membuat kancah
pertempuran marketing menjadi makin sulit saja. Dalam salah satu ulasan
di web mengemukakan bahwa konsumen
sekarang berusaha mencari produk / jasa yang sesuai dengan kebutuhan
mereka. Apabila ada satu perusahaan tidak mampu memenuhinya maka yang
terjadi adalah entah konsumen itu berpindah ke produk / jasa lain yang
lebih sesuai, atau terciptalah "fake loyalty". Konsumen seakan - akan
dengan setia membeli produk / jasa tersebut, tapi sebenarnya dia tidak
puas. Hanya karena tidak ada pilihan lain saja maka dia membeli, dan
begitu ada perusahaan lain yang menawarkan apa yang dia inginkan maka
dengan segera dia tidak lagi menjadi konsumen kita.

Wah makin mengerikan saja arena pertarungan bisnis ini. Ya, dan salah
satu cara agar kita survive adalah dengan memanfaatkan segala informasi
yang ada. Salah satunya adalah insight yang datang dari konsumen.
Insight ini tentunya tidak bisa dengan mudah kita peroleh dengan
bertanya pada konsumen "Apa yang kamu mau?", ini cara lama dimana memang
belum ada produk / jasa. Di era tahun 60an apabila kita ditanya apa yang
kita inginkan dari sebuah mobil dan kemudian jawaban itu diwujudkan maka
kita sudah akan sangat terkagun kagum dan senang. Tapi saat ini "the
playing field" 100% berubah...coba tanyakan pertanyaan yang sama,
apabilapun kita bisa mewujudkannya tetap bisa jadi tidak memuaskan
konsumen.

Insight diperoleh dengan "mengamati" konsumen. Ada beberapa cara yang
dilakukan untuk mengamati perilaku konsumen. Ada yang menggunakan riset
"in situ", dimana seorang pe-riset mengamati keseharian respondennya.
Masalahnya adalah biaya dan privasi. Konon kabarnya cara inilah yang
digunakan oleh perusahaan seperti Unilever & P&G dalam membuat produk
produk mereka. Salah satu cara lain adalah dengan menggunakan trend
perkembangan IT yang ada, internet.

Internet berkembang sangat cepat di Indonesia, apalagi sejak
diturunkannya biaya internet oleh Telkom dan diluncurkannya teknologi 3G
/ 3,5G oleh vendor sekelas Indosat. Biaya,
kecepatan dan penetrasi internet di Indonesia akan makin cepat dalam
kurun waktu 2-3 tahun ke depan. Hal ini membuka peluang untuk
menggunakan "community based approach". Pada pendekatan ini kita bisa
membuat suatu komunitas, misalnya komunitas ibu muda, dan mencoba
menggali insight dari interaksi dalam komunitas tersebut. Dahulu
membangun komunitas semacam ini membutuhkan biaya yang tinggi, karena
tiap acara off-air membutuhkan biaya tidak sedikit. Tapi sekarang dengan
adanya IT maka semua itu bisa dilakukan di internet dengan biaya yang
relatif sangat kecil.

Penggunaan websites, mailing list, networking application (Friendster, Facebook , MySpace , etc), dan media lainnya seperti Blog dan YouTube telah mengakselerasi proses pembangunan community ini. Saya tidak bilang bahwa kegiatan off-air hilang sama sekali, atau membangun komunitas ini menjadi hanya dalam waktu 1 hari. Bukan itu, melainkan proses pembangunan komunitas (dan juga analisanya nantinya) akan menjadi sangat jauh lebih mudah dengan adanya IT. So Marketing tidak lagi berjualan dengan 'insting" saja melainkan data pendukung yang lengkap. Bayangkan apabila kita bisa memantau tingkah laku, pendapat, saran dan kritik dari konsumen kita, end konsumen kita, secara langsung dan bahkan real time. Pertanyaannya bukanlah "Bisa tidak ya?" tetapi "Mau tidak?"

So the new rule is : Marketing + IT !

Tuesday, January 29, 2008

Between


Canon 350D - EF 70-200mm f2.8 IS L @ 180mm
Apperture Priority - f2.8 - 1/100 sec - ISO 400 - Pattern Metering - EV -0.7

Foto di ambil diantara rerimbunan hutan di Pantai Indah Kapuk. So metering memang menjadi agak kompleks karena BG yang relatif gelap, itu sebabnya EV digunakan.

Lensa jenis tele digunakan untuk mendapatkan portrait photo dan background yang blur, dengan model yang hanya 1 orang maka apperture f2.8 dapat digunakan dengan leluasa tanpa takut ada area wajah yang tidak tajam.

XL Girl

Sudah pernah dong lihat iklan XL diatas? What do you think of the girl? Well, menurut saya dan beberapa rekan saya model yang digunakan sangatlah atraktif. Pose dan senyumnya demikian khas, sehingga mengundang tanya, siapa sebenarnya gadis ini.

Dari keingintahuan yang timbul tenggelam (timbul saat melihat iklan ini di jalan atau sekarang di TV juga, dan tenggelam beberapa saat setelahnya karena saya lupa) maka akhirnya saya berkesempatan untuk mencari tahu siapa dia sebenarnya. Thanks God for the wonderfull magic of internet, saya akhirnya menemukan diskusi di kaskus yang membahasnya. Dan end up ke suatu blog yang juga tak kalah menariknya yang membahasnya pula.

Beberapa fakta mengenai this young-attractive-and has an epitome beauty (menurut blog diatas) adalah :
  • Her name is Sharen
  • She’s a model of an agency named “PROFILE Management”
  • She was invited as a guest in the talk show “Empat Mata” in the Indonesian channel Trans TV.
  • Unfortunately, she already has a boyfriend.
  • And alas, she’s planning to get married soon!












So, masih penasaran? Well at least akhirnya saya tidak terlalu penasaran lagi apabila pagi dan sore hari saya melewati warung yang memasang posternya :)

Some of her other pics (as in kaskus) :








Monday, January 28, 2008

IS Blueprint

Salah satu tugas strategis Information System (IS) adalah membuat yang dikenal dengan nama "IS Blueprint". Blueprint ini umumnya berisi mengenai peta bagaimana sistem informasi akan dikembangkan di suatu perusahaan. Tentunya agar pengembangan tersebut memberikan manfaat yang maksimum buat perusahaan itu. Kalau asal bangun sistem sih tidak akan menghasilkan output yang maksimal, malahan buang-buang uang dan tenaga.

Ada beberapa approach untuk pembangunan roadmap ini. Salah satu yang tim IT kita adopsi adalah dengan menggabungkan berbagai cara yang digunakan oleh perusahaan lain, diantaranya yang paling mempengaruhi kita adalah Motorola. Saya kebetulan cukup beruntung untuk berkesempatan mendengarkan Annie Ng, head of IT planning dari Motorola Asia Pacific. Memang skala bisnis kita tidak sebesar Motorola (saat ini lho hehe) tapi dengan demikian kita menjadi lebih leluasa untuk mengadopsinya.

Secara garis besar prosesnya adalah :
  1. Interview & riset mengenai kebutuhan dari tiap bagian. Hal ini diantaranya bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan mendatangi setiap bagian (key person-nya) lalu melakukan diskusi / Focus Group Discussion, atau dengan memiliki orang IT yang kita tugaskan di tiap bagian tersebut (misalnya ada seorang IT yang di tugaskan untuk menyerap aspirasi bagian marketing - sepanjang tahun)
  2. Setelah kita mendapatkan gambaran dari tiap bagian maka kita satukan dengan rencana corporate, yang umumnya ada di rencana strategis perusahaan. Proses ini biasa dikenal dengan visioning & allignment. Proses ini kita butuhkan agar pembangunan sistem tersebut tidaklah sekedar "fire fighting" atau parsial. Ada "bigger plan" yang menyatukan semua rencana tersebut. Tentunya pada tahap ini sudah ada calon - calon sistem informasi yang akan "di buang" / di tolak.
  3. Dari 2 tahapan di atas saja kita sebenarnya sudah memiliki draft buat blueprint. Tetapi ini saja tidak cukup, karena pendekatan bottom up seperti diatas umumnya menghasilkan cukup banyak sistem yang ingin dibangun, padahal belum tentu semuanya memiliki tingkat prioritas yang sama, sementara resource kita terbatas. So inilah saat "judgement day" atau proses pemilahan. Proses ini bisa dilakukan dengan steering team, top management atau dengan semua pihak terkait. Motorola belakangan menerapkan proses pemilahan yang melibatkan semua orang. Hal ini di maksudkan agar tiap bagian saling mengkritisi kebutuhan bagian lainnya, sehingga pada akhirnya hanya sistem yang benar-benar bermanfaat bagi perusahaan lah yang tersisa. "Survival of the fittest" diterapkan dengan sangat efektif disini. Hal ini umumnya bisa mengurangi sampai 50% dari sistem yang mau dipertimbangkan untuk dibangun.
  4. Setelah berhasil di reduksi maka pemilahan akhir dilakukan. Pemilahan akhir bisa dilakukan dari cara yang paling mudah dengan voting / kesepakatan bersama, hingga metode scoring (bisa cek di buku-buku mengenai Strategic Information System) yang relatif kompleks.

Salah satu hal lain yang penting yang saya pelajari dari Motorola dan banyak perusahaan besar lain adalah :

  • Perlu adanya time commitment dari pihak yang membutuhkan sistem tersebut. Time commitment ini pada tingkat yang ekstrem bahkan di nyatakan dalam bentuk kontrak tertulis. Ini sangat efektif agar memastikan semua pihak yang terlibat memang mencurahkan resource-nya ke pembangunan sistem ini. Apabila hal ini tidak di atur sejak awal maka yang terjadi umumnya adalah pihak peminta sistem terlalu sibuk dengan kegiatan sehari-harinya sehingga tidak ada waktu bagi pembangunan sistem. Kemudian sistem pembangunannya tertunda. IT menjadi bingung. Dan terakhir tentunya IT disalahkan, :) klasik.
  • Perlu adanya change management yang baik. Nampaknya klise, tapi hal ini sangat penting karena pada dasarnya semua manusia (yang notabene adalah aktor dalam penggunaan sistem tersebut) adalah "lembam". Artinya semua manusia terlahir untuk "malas" berubah. Perlu ada rencana dan aktifitas change management yang serius agar seseorang mau berubah. Salah satunya adalah sosialisasi yang kreatif (tidak monoton), adanya reward dan punishment, dll.

What the Gen Y Worker Wants - very interesting for recuiter

By Marci Alboher

When I finished law school in the recession of 1991, jobs were scarce. I didn't have a job upon graduation and that was fairly common. Young people entering the job market today face a far more welcoming workplace. And as increasing numbers of baby boomers retire, the newest members of the work force will have even more choices. This anticipated shortage of skilled labor has been called the "war for talent," and even if there is some dispute as to its grounding in fact, employers are behaving as if it's real. Last week one of the most e-mailed articles on The New York Times Web site was about a law firm employing a "happiness consultant" to make sure that everyone was feeling properly fulfilled. I expect to see more of this type of thing.

Chris Resto is the lead author (along with Ramit Sethi and Ian Ybarra) of a new book, "Recruit or Die: How Any Business Can Beat the Big Guys in the War for Young Talent." Mr. Resto is also the founding director of the Massachusetts Institute of Technology's largest internship program. He previously managed and recruited new graduates for Gemini Consulting (now Capgemini), a business consulting firm.

I invited Mr. Resto to do a guest post on understanding Gen Y - for those of us who will be hiring, mentoring or working with them. I asked him to focus especially on how small businesses can compete with larger companies that have far greater resources for recruiting.

And now, Chris Resto's field guide to the Gen Y employee:

"They say the first rule of sales is "Know your customer." And when recruiting, or "selling" young talent on working for you, here are the three most important things to remember: career, glamour and gossip.

1. Career - These kids have ambition and aspiration coming out of their ears. They want to be leaders when they grow up. They want to change the world. But for the most part, they don't quite know exactly which field or industry or business they will eventually be in. Will they have to go back to graduate school first? Maybe. Start their own company? Maybe. They just don't know yet.

Bottom line: they want to keep their options open. So your job in recruiting is to convince them that working for you will be good preparation for anything they want to do. However, if they think working for you might pigeonhole them or hold them back in any way, they just won't do it.

For small businesses, the main problem you'll fight is the tendency of students to go with a big company, one with a household name. The thinking is that even if the experience is bad, having a name on my résumé that everyone recognizes will still open some doors for me.

Here's how you fight back: Sell your people, not your company. Show candidates the stellar career paths of others who started with your company and then went on to great graduate schools, to cool jobs with other companies or even advanced to take on bigger responsibility in your own business.

Gen Y recruits aren't necessarily afraid of taking a unique path and joining a small business, as long as you show them evidence that it will expand their options instead of limiting them.

2. Glamour - Young recruits want to feel special. And the great thing for small businesses is that the best ways to do that have nothing to do with spending more money. It's all about personal attention and access to things their peers wouldn't normally get.

A small business's first weapon goes back to selling your people. With fewer employees and a flatter structure than a Fortune 500 company, you can easily give entry-level hires more access to your senior people. I know small companies whose internships have become hot items because interns get to interact with the company founders or other senior leaders on a regular basis. Better yet, some companies set up times for young employees to get one-on-one mentoring with the firm's senior people.

The second weapon is one that is inherent to small business - hard, intense work. In a small business, you just don't have the resources to waste time on meaningless projects. Everyone, even new hires and interns, has to hit the ground running and pull their weight. Young people love this. For them it's cool to really contribute to the company's mission right off the bat because they hear so many stories from interns and new hires at big companies who feel like they're stuck in the movie "Office Space." In fact, of the hundreds of student interns from my program at M.I.T., the students who enjoyed their work experiences the most were the ones at smaller, younger companies - exactly for this reason.

3. Gossip - College students talk and talk and talk. No surprise here, given how many communications devices and social Web sites are at their disposal: cell phones, Blackberrys, instant messaging programs, Facebook, Myspace, etc.

The result is that when you are recruiting on a college campus, everything you do - good or bad - gets amplified. If a company takes back a previous offer of employment, the entire student body may know within a few days. On the flip side, if you host interns and they had really great experiences with your company, even if they don't want to work for your company again, you'll benefit from the positive buzz spreading to other students.

Use this to your advantage: When you start recruiting on a campus, target groups that bigger companies don't.

For example, I'd run professional development events for freshmen and sophomores, underclassmen who most companies overlook. You'll get to build personal relationships with students and educate them about your company before they get bombarded by the "big guys" in later years. And word will spread that you really care about helping students rather than just recruiting them at the last minute. Hire a couple of freshman and sophomore interns, give them a great experience full of glamour and career-building opportunities and you'll be in good position to hire older interns and full-time new graduates in the coming years."

So Gen Y workers, does Mr. Resto have it right? Talk to me.

Praying Ray

This is the photo of my 1 month old baby, Ray...it looks like he's praying right? :) Very cute baby boy, so adorable....

Canon 350D - EF 50mm f1.4

Apperture priority f1.8 1/40 sec ISO 400 Pattern Metering EV 0

Expat joke - very funny hahaha

You Know You've Been in Indonesia Too Long if ...

* You can kill cockroaches with your bare feet

* The footprints on the toilet seat are your own

* You no longer wait in line, but immediately go to the head of
the queue

* You stop at the bottom of the escalator to plan your day

* You habitually punch all the buttons as you leave the lift

* It has become exciting to see if you can get on the lift
before anybody else can get off

* You're willing to pay to use a toilet you wouldn't go to
within a kilometer of at home

* It is no longer surprising that the only decision made at a
meeting is the time and venue for the next meeting

* You rank the decision making abilities of your staff by how
long it takes them to reply "up to you mister"

* You no longer wonder how someone making US$200 per month can
drive a Mercedes

* You accept the fact that you have to queue to get your number
for the next queue

* You have considered buying a motorcycle for the next family
car

* You accept without question the mechanic's analysis that the
car is "broken" and that it will cost you a lot of money to get it fixed


* You find it saves time to stand and retrieve your cabin
baggage while the plane is on final approach

* You think the Proton and Kijang are stylish and well built
cars

* You walk to the pub with your arm around your mate

* You answer the telephone with "Hello" more than 2 times

* You are quite content to repeat your order six times in a
restaurant that only has four items on the menu

* A T-bone steak and rice sounds just fine

* You believe everything you read in the local newspaper

* You regard traffic signals, stop signs and copy watch peddlers
with ignorance

* If when listening to the pilot prove he can't speak English,
you no longer wonder if he can understand the Air Traffic Controllers

* You regard it as part of an adventure when the waiter exactly
repeats your order and the cook makes something completely different

* You're not surprised when three men with a ladder show up to
change a light bulb

* You think it is normal to wait six days to get your laundry
back or pay 50% surcharge for same day service

* Taxi drivers understand you

* You own a rice cooker

* Due to selective memory you honestly believe you could return
to the western world

* You can shake your hands almost perfectly dry before wiping
them on your pants

* When crossing a busy street you believe that a limp wrist
motion with your right arm creates a force field that repels oncoming
traffic

* Suitable family entertainment for Friday night is to dress the
whole family in dark clothing and dash back and forth across Jalan
Sudirman and other busy streets

* You think it's logical to dry your hands with Kleenex

* When dining with your family at a mexican restaurant, the
table next to you is occupied by an overweight, bald, fifty-something
Australian petroleum worker who has each of his arms around a teenaged
Sundanese girl

* While at an indonesian night spot you listen to the FEMALE
singer singing "honky tonk woman", and she appears to be unaware that
she just sang the line "I met a gin-soaked bar-room queen in Memphis,
she tried to take me upstairs for the ride, . . ."

* You find that you are now depraved enough that you just spent
a minute or two visualizing the female singer mentioned above going
"upstairs" with the gin-soaked bar-room queen

* You find yourself getting upset with inflation because the
price of the buffet in a five-star hotel is now nearly ten dollars

* Going out for a drink with your coworker, he shows up with his
girlfriend, even though you are on a first name basis with his wife

* Someone tells you that 10 kbs is a "pretty good download
speed"

* There is no discount for what is clearly a demo model

* A gaggle of teenage girls swoon as you walk by

* The cute looking girls in Singapore seemingly pay you no
notice whatsoever

* You find yourself looking at a photo of Demi Moore in a half
naked pose and find yourself thinking that she looks rather unfeminine
and unattractive

* McDonald's is out of hamburgers and KFCs is out of chicken

* You ask a person taking your order, "Do you have
cheeseburgers?" and the server responds, "Yes, we do." And so you say,
"OK, I'll order a cheeseburger." And the server says, "I'm sorry, we're
out of cheeseburgers.

* You can walk into a five-star hotel lobby unshaven, in jogging
shorts, ratty t-shirt and flip-flops and DON'T get an awkward glance
from the management.

* A bathroom with four attendants is so disgustingly filthy that
you wouldn't step into it back home ... and one of those attendants sole
job is to hand you flimsy, single-ply toilet paper to dry your hands.

* You look left, right, backwards, forwards, up and down before
crossing a one way street.

* You reach for a baseball bat every time Joshua appears on TV
(approx. every three minutes)

* Your main source of entertainment is the JP letters page

* You've seen every hollywood blockbuster three weeks before its
premier

* You know at least fifty anachronisms

* You sing along with the Dancow adverts on TV

* You drink tap water (don't do this at home kids)

* You know most of the characters in the sinetrons

* You ARE one of the characters in the sinetrons

* You pick your nose in public

* You start to pronounce 'the' as 'de'

* You take a book to read on the journey to work ( thank you for
that one Mr Cook)

* You carry tissues in your pocket for 'emergency stops' (or
spare socks, thanks again Dave)

* You answer the phone in Bahasa Indonesia

* You consider an 18 year old getting on a bit (Dee's place door
policy)

* Your current girlfriend is younger than your daughter

* and if ... YOU UNDERSTAND ALL OF THE ABOVE REFERENCES!

Mobile picture blogging

Hanya ingin test untuk picture blogging dari Motorola MotoQ9h baruku

Foto ini diambil di ancol, pakai canon350d + ef 70-200mm f2.8 @ 200mm + TC 1.4X

Anthony - Mobile MotoQ9

Canon 450D...finally showed up

Ini dia...mengikuti peluncuran Canon 40D, 1D Mark III, 1Ds Mark III, Nikon D300 dan Nikon D3 maka Canon tak mau ketinggalan meluncurkan "entry level" DSLR nya : Canon 450D


Photo courtesy of www.dpreview.com



Kamera ini boleh dibilang sangat canggih untuk entry level DSLR. Dilengkapi dengan sensor yang lebih rapat sehingga mencakup 12.2 MPixel, anti debu pada sensor (sama dengan kakak2nya), 3" LCD dengan Live View (sehingga kita bisa motret kayak pake kamera pocket - sangat berguna buat macro photography, karena bisa di zoom), 9 titik AutoFocus (awesome, lengkap dengan cross sensor di titik tengahnya, so fokus otomatisnya makin cepattt), dan satu hal yang aku suka juga adalah desain body yang sekarang nampaknya "sedikit lebih nyaman" untuk di pegang :)

Congratz buat Canon tercinta....

Blog tidak hanya milik anak muda

Well well...hari ini ada kabar gembira, saya di kagetkan dengan berita bahwa rekan saya Mr Iman keranjingan blogging. Lho, apa spesialnya? Spesialnya ada 3 :
  1. Mr Iman keranjingan dikarenakan anaknya keranjingan. Dikarenakan beliau adalah bapak yang baik, maka dia berusaha menyelami dunia anaknya dengan mencoba mempelajari blog. Ehhhhh malah jadi saingan deh ama anaknya hahaha
  2. Dalam waktu 2 hari blog beliau ini sudah dapat banyak sekali comments dan juga masuk di top list blog
  3. Beliau ini bukanlah orang yang sangat doyan teknologi...ehmmm kadang malah gaptek (maap ya Pak haha), tapi usaha bloggingnya adalah bukti nyata bahwa blog adalah milik semua orang

So, visit his blog and comment his comments there :)