Saturday, May 10, 2008

Maturity

Artikel HR di KOMPAS hari ini sangat menarik, mengenai maturity atau kedewasaan seorang pemimpin. 5 aspek kematangan pribadi disebutkan adalah berpikir obyektif, berpikir positif, mampu mengendalikan dan menyalurkan emosi, bertanggung jawab dan mampu membina hubungan interpersonal yg harmonis dan konsisten dalam jangka panjang. Sedangkan satu quote yg menarik mengatakan "maturity is humility. It is being big enough to say 'I was wrong'. And when right the mature person need not experience the satisfaction of saying 'I told you so'"

Ulasan yg sangat menarik bagi saya, dan quote yg juga sangat mengena. Sebagai seorang leader dan manager seringkali kita terjebak dengan 'kepandaian' kita sendiri. Kepandaian kita itulah yg membuat kita arogan untuk menolak bahwa kita salah. Kepandaian yg sama pula yg membuat kita merasa 'bahagia' melihat bahwa kita benar dan yg lain salah. Kepandaian kadang menyesatkan kita dan membuat kita lebih immature.

Saya memiliki pengalaman dengan rekan kerja yg smart dan juga kreatif. Rekan sekerjanya mengakui bahwa dia memiliki kemampuan untuk menjadi seorang manajer yg handal. Akan tetapi terlepas dari segala kelebihannya hampir semua komentar dari rekan sekerja dan bawahannya sama, dia kurang dewasa. Awalnya saya sendiri bingung bagaimana mendeskripsikan kurang dewasa itu. Apakah sikap yg moody merupakan tandanya? Atau toh itu hanya karakternya saja?

Seiring waktu berjalan rasanya saya menemukan jawabannya. Ya, seiring waktu berjalan dia makin bisa mengontrol emosinya, makin bisa mengerti harus bagaimana saat mood nya tidak baik. So dia juga terlihat menjadi 'sedikit' lebih dewasa.

Ada pula rekan lain yg relatif outspoken, malah kadang cenderung sinis saking outspoken-nya. Nampaknya kalau ini berkaitan dengan kemampuan untuk membangun dan menjaga hubungan interpersonal dengan rekan sekerja. Seringkali pekerjaannya menjadi terganggu atau harus menanggapi kritik dari orang lain karena hal ini. So pekerjaanpun jadi tidak efisien karena kurangnya kedewasaan.

Kedewasaan adalah cerminan dari EQ seseorang. So no wonder kedewasaan tidaklah berhubungan dengan IQ. Sesuai dengan premise bahwa EQ lebih menjadi faktor penentu kesuksesan seseorang dalam dia berkarir, maka kedewasaan juga menjadi faktor penentu.

Saya selalu lebih setuju dengan pernyataan bahwa umur bukanlah penentu seseorang lebih dewasa & berpengalaman. Keinginan kita untuk belajar dan berubah lebih menjadi faktor penentu. So my friends apakah kita mau belajar dan berubah untuk menjadi lebih dewasa agar lebih sukses?

@MotoQ9

No comments: