Hari ini siang ketemuan dengan salah seorang rekan lama. Dia pindah ke perusahaan yang skalanya cukup besar. Kita sharing mengenai hal – hal yang mereka lakukan disana. Ada beberapa hal teknis yang memang langsung tertangkap, tapi pertanyaan yang timbul bagiku adalah apa sebenarnya yang lebih fundamental yang membuat mereka memiliki skala sebesar itu saat ini. Apakah masalahnya di waktu (lamanya perusahaan berdiri)? Apakah dari bidang bisnis-nya? Ataukah dari sistem yang dianut? Struktur organisasi? Believe mereka, dalam hal ini keberanian mengambil resiko? Ataukah dari sisi orang-orangnya yang sudah lebih banyak dan capable?
Well, tidak ada jawaban yang pasti. Tapi beberapa hal yang terlintas di kepala-ku adalah bahwa :
- Pemilihan area bisnis sangat menentukan, di area bisnis dimana margin sangat tipis menjadi sangat sulit untuk suatu perusahaan bergerak
- Visi sangat penting, jika yang dijadikan visi adalah ”kesempurnaan” dan ”kerapian” maka semua gerak perusahaan akan diarahkan kesana pula. Bisa jadi banyak sumber daya yang terbuang untuk membuat planning dan pemberesan yang kurang membawa value. Apabila yang jadi value adalah profit dan sales misalnya, maka bisa jadi ruangan yang bagus, prosedur yang rapi, sistem yang tertata, security yang keren, dll bukanlah prioritas. Tenaga dan sumber daya diarahakan untuk creating sales dan profit. So, visi sangatlah penting.
- Risk averse, seringkali kita terhambat karena top management kita adalah tipe yang menghindari resiko, atau karena budaya perusahaan kita menjauhi resiko atau pendekatan yang radikal. Well, mungkin kita perlu lebih berani mengambil resiko, karena pada dasarnya resiko dan gain itu berbanding lurus. So semakin kita menghindari resiko maka akan makin jauhlah kita dari gain. Kalimat pembenaran diri ”kan resiko-nya harus manageable...” patut kita pertanyakan...apakah kita memunculkan kalimat tersebut dalam rangka menghindari resiko itu sendiri? Termasuk ketegasan kita terhadap orang – orang yang ”menggerogoti” perusahaan dengan performance yang buruk. Kalimat bahwa kita harus kekeluargaan memang sangat tepat di budaya indonesia yang kekeluargaan. Akan tetapi bukan berarti kita harus buta bukan?
- Hemat...kalimat ini seringkali keluar dari mulut perusahaan skala kecil-menengah. Resource memang terbatas, itu fakta yang tak dapat ditolak. Tapi bukan hemat yang kita kejar, bukan, tapi value. Kalau kita tahu bahwa resource kita terbatas maka yang kita lakukan bukanlah berhemat...tapi spending yang menghasilkan value yang sebesar-besarnya. So apabila suatu spending itu nilainya besar ya mungkin tidaklah masalah, asalkan value yang kita dapatkan memang sesuai.
Ada banyak hal lain yang mendorong suatu perusahaan menjadi kurang maju. Tapi hal – hal diatas adalah hal fundamental yang menurutku penting paling tidak bagi perusahaanku.....
No comments:
Post a Comment